BAB X : Tuhan, Izinkan Tanganku Dapat
Menulis Untuk Terakhir Kalinya ...
Kini wajahku telah membengkak
kembali dan terus membesar. Sekarang kanker itu sudah menyerang ke otakku,
terkadang tanganku tidak lagi menurut padaku. Ayah meminta kepada pihak sekolah
untuk memberikan keringanan ujian padaku, pihak sekolah sedikit ragu akan hal
ini. Tapi aku menolaknya. Ujian telah tiba, ayah melarangku untuk ikut, tapi
aku tetap memaksanya, dan akhirnya pun ayah mengizinkan. Ketikaku mau pergi
sekolah aku merasa kakiku mati rasa, sehingga aku merangkak untuk keluar kamar.
Ujian pertama selesai, ketika aku pulang sekolah Kak Chika bilang ayah dirawat
karena lambungnya kumat lagi. Keesokan harinya sewaktu ujian, mimisan itu
keluar lagi dan tanganku sulit digerakkan. Suatu malam, darah itu terus keluar
dan tubuhku juga menggigil dan merontak-rontak kesakita. Aku mulai
panik aku memanggil ayah tapi
suaraku terlalu kecil sehingga ayah tidak dengar.Dan malam itu juga ayah
membawaku ke RS Ciptomangunkusumo, ketika sudah sampai aku disuruh untuk
dirawat inap, dan ayahpun menurutinya. Keesokan harinya adalah pembagian hasil
ujian, ternyata hasil ujianku bagus dan mendapat peringkat 3. Setelah sampai
rumah ayah menceritakan itu semua ke aku. Semua orang bilang selamat padaku dan
salah satu orang yang mengucapkannya adalah Ibu yang datang menjengukku.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar